19 April 2025 M / 20 Syawwal 1446 H | |
Lhokseumawe ~ Wakil Walikota Lhokseumawe, Yusuf Muhammad, SE, MSM bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup) pada Upacara Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) Ke-110 Tahun 2018. Upacara berlangsung di Lapangan Hiraq, Senin (21/5). Wakil Walikota Lhokseumawe yang membacakan Pidato Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara mengatakan bahwa 110 tahun yang lalu bangsa Indonesia hanya memiliki semangat dalam jiwa dan kesiapan mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan bangsa. Ternyata semangat dan komitmen tersebut sangat ampuh, dengan bersatu, mampu mendorong tumbuhnya semangat nasionalisme yang menjadi bahan bakar utama kemerdekaan. Selanjutnya, Yusuf Muhammad, SE, MSM menyampaikan, sesuai tema Harkitnas Ke-110 Tahun 2018 “Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia Dalam Era Digital†harus dimaknai dengan upaya-upaya penyadaran setiap masyarakat Indonesia, untuk mengembangkan diri dan merebut setiap peluang untuk meningkatkan kapasitas diri dalam konteks pemerataan kewilayahan. Sehingga bangsa ini dapat bangkit secara bersama-sama dalam kerangka kebangsaan Indonesia. Masa ini merupakan masa yang menentukan bagi kita, masa yang menuntut kita untuk tidak membuang-buang waktu demi mengejar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain. “Generasi Bonus Demografiâ€, dimana penduduk usia produktif lebih tinggi dibanding penduduk usia non-produktif, yang sekitar dua tahun lagi akan kita songsong, menyuguhkan potensi, keuntungan dan peluang sekaligus ancaman bagi bangsa ini. Oleh sebab itu, mari bersama-sama kita jauhkan dunia digital dari anasir-anasir pemecah-belah dan konten-konten negatif, agar anak-anak kita bebas berkreasi, bersilaturrahmi, berekspresi, dan mendapat manfaat darinya. Untuk itu, mari kita jaga persatuan dalam memecahkan masalah, harus berbagi beban yang sama, merapatkan barisan, jangan sampai terpecah-belah. Demikian juga, dalam konteks menghadapi digitalisasi ini, kita semua harus dalam irama yang serempak dalam memecahkan masalah dan menghadapi para pencari masalah. Dengan demikian, pada era dunia yang serba digital saat ini, dapat menjadi wadah yang kondusif bagi perkembangan budi pekerti, yang seimbang dengan pengetahuan dan keterampilan generasi penerus kita.